Syariat, Tarikat, Hakikat & Ma'rifat


Bagi mereka yang berusaha bersungguh-sungguh mengamalkan dan melaksanakan hukum syariat, inilah yang dinamakan TARIKAT atau disebut dalam bahasa arab ialah TAREKAH. Tarikat dari segi bahasa ialah jalan. Ingin diulang lagi agar lebih jelas. Apabila seseorang telah mempelajari, memahami dan meyakini ilmu syariat, lalu dia meLAKSANAKAN atau BERAMAL dengan ilmu syariat tersebut, maka itulah yang diertikan dengan TARIKAT. Melaksanakan atau beramal dengan syariat. Oleh itu apabila seseorang menjalankan atau melaksanakan hokum syariat dengan bersungguh-sungguh, setiap suruhan Allah sama ada yang wajib dan yang sunat dilaksanakan sungguh-sungguh. Setiap larangan Allah sama ada yang haram atau yang makruh ditinggalkan sungguh-sungguh. Maka mereka telah dikatakan telah BERTARIKAT.

Hakikat Hidup

Berbicara masalah hakekat hidup sebenarnya membutuhkan rincian yang sangat panjang dan terinci. Namun secara ringkas, hakikat hidup bisa terungkap dari pernyataan Ali bin Abi Thalib. Menurutnya, awal kehidupan adalah tangisan, pertengahannya adalah ujian dan ujungnya adalah kefanaan. Ketika anda lahir anda menangis, dan tangisan itu akan menjadi warna kehidupan. Saat anda sedih dan juga bahagia terkadang ditandai dengan tangisan.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian

Sejenak Memandang Hakikat Hidup

Di terjemahkan bebas dari muqoddimah Al Ihkam,buah karya Abu Muhammad Al Andalusi oleh Muhammad Fuady
Seorang manusia dapat dinilai kecerdasannya dari pilihannya. Orang yang cerdas memilih sesuatu dengan alasan yang tepat. Orang yang bodoh pandangannya lemah, sehingga baginya beberapa pilihan yang ada di depannya adalah hal yang sama, yang membedakan hanya keinginan pribadi, hanya kecenderungan nafsu.
Setiap orang yang berakal sehat tentunya ketika dihadapkan antara dua pilihan, yang satu sedikit, kurang bermanfaat, hanya sebentar dan kemudian hilang, kenikmatannya pun diselubungi kekhawatiran. Sedang yang satu lagi, lebih besar

Masuklah Kepada-Ku Seorang Diri

Allah berseru pada hamba-Nya,
“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!
Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!
Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!
Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.